13 Tarian Pa’papangan. Tarian penjemputan tamu yang dilakukan oleh gadis berpakaian lengkap dan diiringi suling dan lagu duka (Pa’marakka) 14. Tarian Memanna. Tarian yang dibawakan di acara pemakaman orang yang mati karena dibunuh. Para penari berasal dari laki-laki, berpakaian compang-camping dari tikar robek, ikat kepala dari rumput TANA Toraja merupakan salah satu daya tarik wisata paling populer di Provinsi Sulawesi Selatan. Di sini Anda menikmati kebudayaan khas Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan dengan budaya khas Austronesia asli. Cicipilah nuansa lain kebudayaan yang unik dan berbeda, mulai dari rumah adat Tongkonan, upacara pemakaman Rambu Solo, Pekuburan Gua Londa, Pekuburan Batu Lemo, atau Pekuburan Bayi mitos yang diceritakan dari generasi ke generasi, nenek moyang asli orang Toraja turun langsung dari surga dengan cara menggunakan tangga, di mana tangga ini berfungsi sebagai media komunikasi dengan Puang Matua satu-satunya Tuhan.Nama Toraja pertama kali diberikan oleh Suku Bugis Sidenreng yang menyebut penduduk yang tinggal di daerah ini sebagai "Riaja" orang yang mendiami daerah pegunungan. Sementara rakyat Luwu menyebut mereka, "Riajang" orang-orang yang mendiami daerah barat.BARRY KUSUMA Upacara pemakaman Rambu Solo di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Versi lain mengatakan bahwa Toraja dari kata "Toraya" Tau orang, dan raya atau maraya besar, gabungan dua kata ini memberi arti "orang-orang hebat" atau "manusia mulia". Berikutnya istilah yang lebih sering dipakai adalah sebutan Toraja, kata "tana" sendiri berarti daerah. Penduduk dan wilayah Toraja pun akhirnya dikenal dengan Tana Toraja menganut "aluk" atau adat yang merupakan kepercayaan, aturan, dan ritual tradisional ketat yang ditentukan oleh nenek moyangnya. Meskipun saat ini mayoritas masyarakat Toraja banyak yang memeluk agama Protestan atau Katolik tetapi tradisi-tradisi leluhur dan upacara ritual masih terus Toraja membuat pemisahan yang jelas antara upacara dan ritual yang terkait dengan kehidupan dan kematian. Hal ini karena ritual-ritual tersebut terkait dengan musim tanam dan KUSUMA Upacara pemakaman Rambu Solo di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Masyarakat Toraja mengolah sawahnya dengan menanami padi jenis gogo yang tinggi batangnya. Di sepanjang jalan akan Anda temui padi dijemur dimana batangnya diikat dan ditumpuk ke atas. Padi dengan tangkainya tersebut disimpan di lumbung khusus yang dihiasi dengan tanduk kerbau pada bagian depan serta rahang kerbau di bagian Toraja memiliki dua jenis upacara adat yang populer yaitu Rambu Solo dan Rambu Tuka. Rambu Solo adalah upacara pemakaman, sedangkan Rambu Tuka adalah upacara atas rumah adat yang baru Rambu Solo, masyarakat Toraja percaya tanpa upacara penguburan ini maka arwah orang yang meninggal tersebut akan memberikan kemalangan kepada orang-orang yang ditinggalkannya. Orang yang meninggal hanya dianggap seperti orang sakit, karenanya masih harus dirawat dan diperlakukan seperti masih hidup dengan menyediakan makanan, minuman, rokok, sirih, atau beragam sesajian KUSUMA Kerbau-kerbau yang dikorbankan pada upacara pemakaman Rambu Solo di Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Upacara pemakaman Rambu Solo adalah rangkaian kegiatan yang rumit ikatan adat serta membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Persiapannya pun selama berbulan-bulan. Sementara menunggu upacara siap, tubuh orang yang meninggal dibungkus kain dan disimpan di rumah leluhur atau tongkonan. A Beragam Upacara Adat Sulawesi Selatan. Upacara adat Sulawesi Selatan memang sangat beragam dan unik-unik yang mana kuga akan cukup menarik untuk di bahas. Di antara upacara adat yang unik yaitu upacara adat rambu solo yang erat kaitannya dengan upacara kematian, meski berduka acara dalam uapacara adat ini terkesan sangat meriah.
– Rambu Solo merupakan upacara pemakaman adat Toraja, Sulawesi Selatan yang mewajibkan keluarga almarhum membuat pesta sebagai tanda penghormatan terakhir. Arti kata Rambu Solo dalam bahasa Toraja adalah asap yang mengarah ke bawah. Baca juga Tongkonan, Rumah Adat TorajaSejarah Rambu Solo Rambu Solo merupakan upacara pemakaman adat yang mengharuskan keluarga almarhum mengadakan pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang telah meninggal. Upacara adat Rambu Solo ini sudah dimulai kira-kira pada abad ke-9 dan dilaksanakan turun-temurun sampai saat ini. Secara harafiah, dalam bahasa Toraja arti kata Rambu Solo adalah asap yang arahnya ke dari asap ke bawah adalah ritus-ritus persembahan asap untuk orang yang mati dilaksanakan sesudah pukul saat matahari mulai turun atau terbenam. Istilah dari Rambu Solo sendiri terbentuk dari tiga kata, yaitu aluk keyakinan, rambu asap atau sinar, dan turun. Dengan demikian, aluk rambu solo diartikan sebagai upacara yang dilangsungkan saat sinar matahari mulai turun terbenam. Selain aluk rambu solo, upacara adat ini juga memiliki sebutan lain, yaitu aluk rampe matampu. Aluk keyakinan, rampe sebelah atau bagian, dan matampu barat. Jadi, aluk rampe matampu adalah upacara yang dilangsungkan di sebelah barat rumah.
4Rambu Solo. Rambu Solo adalah pesta atau upacara kedukaan /kematian. Adat istiadat yang telah diwarisi oleh masyarakat Toraja secara turun temurun. Bagi keluarga yang ditinggal wajib membuat sebuah pesta sebagai tanda penghormatan terakhir pada mendiang yang telah pergi.
Jakarta - Suku Toraja dikenal memiliki kebudayaan yang sangat beragam dan unik. Salah satunya yaitu upacara adat Rambu Solo atau Aluk Rambu Solo, suatu ritual asli suku Toraja yang tersebar di Provinsi Sulawesi Selatan memiliki populasi sekitar 1 juta jiwa. Tana Toraja yang eksotis, menjadikan tempat ini sebagai salah satu wisata berbagai budaya Toraja, upacara adat menjadi suatu hal yang tidak bisa dilepaskan dari suku ini. Hal ini terjadi karena sebagian besar masyarakat Toraja masih menganut tradisi peninggalan satu tradisi yang masih dipegang teguh adalah upacara adat Rambu Solo atau disebut Aluk Rambu Solo. Aluk adalah adat kepercayaan, nilai-nilai adat, aturan, atau ritual tradisional ketat yang sudah ditentukan nenek adat Rambu Solo adalah upacara adat pemakaman sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada seseorang yang sudah Toraja memandang kematian sebagai perpindahan orang dari dunia ke tempat alam roh untuk peristirahatan Puya.Maka, untuk mencapai tujuan itu, mayat harus diperlakukan dengan baik oleh keluarga yang suku Toraja, orang yang sudah meninggal dikatakan telah benar-benar meninggal ketika seluruh kebutuhan prosesi upacara Rambu Solo telah terpenuhi. Jika belum, orang meninggal akan diperlakukan layaknya orang sakit, sehingga masih harus disediakan minuman, makanan, dan dibaringkan di tempat upacara adat Rambu Solo merupakan ritual penting yang memakan waktu dan biaya besar. Maka, tak jarang upacara ini dilaksanakan beberapa bulan hingga bertahun-tahun sejak seseorang upacara adat Rambu Solo yang tinggi disebabkan oleh penyembelihan kerbau, babi, dan lamanya prosesi upacara. Upacara ini memang dibuat meriah, serta ada babi dan kerbau untuk dibagikan ke penduduk dari laman ITJEN Kemendikbud, Layuk Saroenggalo, salah seorang tokoh masyarakat menjelaskan makna dibaliknya."Kenapa semua sisa hasil usaha orang Toraja dilakukan untuk penguburan? Harta harus dikembalikan kepada masyarakat dalam bentuk sosial, supaya membiasakan anak-anaknya mendiang tidak tergantung pada warisan."Tingkatan Upacara Adat Rambu SoloBentuk upacara adat Rambu Solo dilakukan sesuai kedudukan atau strata sosial masyarakatnya. Upacara ini dibagi ke dalam beberapa tingkatan, yang setiap tingkatannya memiliki beberapa Upacara Dissili' adalah ritual pemakaman untuk strata paling rendah, atau anak-anak yang belum mempunyai gigi. Upacara tingkat ini dibagi lagi menjadi 4 Upacara Dipasangbongi untuk rakyat biasa yang hanya dilakukan dalam satu malam saja. Upacara tingkat ini juga memiliki 4 bentuk, yang masing-masingnya berbeda mulai dari mengorbankan babi 4 ekor, sampai kerbau 2 Upacara Dibatang atau Digoya Tedong sebagai upacara untuk kalangan bangsawan menengah. Upacara ini dibagi menjadi 3 jenis, yang masing-masing dilakukan selama 3, 5, dan 7 hari. Jumlah kerbau dan babi yang dikorbankan juga bervariasi mulai dari 3-7 Upacara Rapasan yang dikhususkan bagi bangsawan tinggi. Jenis upacara ini dilakukan dua kali dalam rentang waktu setahun. Upacara pertama disebut Aluk Pia, sedangkan upacara kedua disebut Aluk rante. Dibagi menjadi 3 jenis, jumlah babi dan kerbau yang disembelih dalam upacara ini bervariasi mulai dari 9 ekor hingga di atas 100 Upacara Adat Rambu SoloProsesi upacara adar Rambu Solo dibagi menjadi dua garis besar, yaitu prosesi pemakaman atau Rante, yang kedua adalah pertunjukan prosesi ini tidak dilaksanakan terpisah. Biasanya, kedua kegiatan akan terjadi dalam satu kegiatan upacara pemakaman yang berlangsung sekitar tiga sampai tujuh pemakaman atau Rante terjadi di lapangan di tengah kompleks rumah adat Rante terdiri dari beberapa bagian. Pertama, Ma'Tudan Mebalun yaitu proses saat jenazah dibungkus menggunakan kain kafan, oleh petugas khusus yang disebut To Mebalun atau To Ma' Ma'Roto yaitu proses pembubuhan atau menghias peti jenazah dengan menggunakan benang emas dan benang Ma'Popengkalo Alang atau proses penurunan jenazah ke dalam lumbung untuk Ma'Palao atau Ma'Pasonglo yaitu proses pengantaran jenazah dari area rumah Tongkonan ke kompleks pemakaman yang disebut Sosial dan Budaya dalam Upacara Adat Rambu SoloProsesi pertunjukan kesenian tidak hanya untuk memeriahkan upacara, melainkan wujud penghormatan dan doa bagi orang yang beberapa budaya yang dipertontonkan, seperti Ma'pasilaga Tedong yaitu kegiatan adu kerbau, lalu Ma'tinggoro Tedong yaitu penyembelihan kerbau. Jadi, kerbau-kerbau diarak, lalu ditebas dengan sekali ayunan menggunakan juga berbagai musik daerah dan tarian adat yang ditampilkan dalam upacara Rambu nilai yang mencerminkan masyarakat Toraja dari upacara ini adalah sikap tolong-menolong, gotong royong, dan Toraja juga meyakini bahwa jika upacara adat Rambu Solo tidak diadakan, akan berdampak pada orang yang ditinggalkan berupa sebab itu, upacara ini masih terus dilakukan oleh masyarakat Toraja hingga sekarang. Simak Video "Mengenal Ritual Ma'Nene Suku Toraja, Tradisi Membersihkan Mumi Leluhur" [GambasVideo 20detik] lus/lus
UpacaraRambu Solo’ atau pesta pemakaman/kedukaan. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Strategi Komunikasi Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Kabupaten Tana Toraja Dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan. Tidak hanya objek wisata juga namun ada juga atraksi budaya Tana Toraja seperti Upacara Kematian

Tempattempat wisata budaya yang dapat kamu kunjungi di pulau ini adalah Batak Museum, Makam Tua Raja Sidabutar, Patung Sigale Gale, dan masih banyak lagi. Untuk sampai ke pulau ini, kamu memiliki dua pilihan transportasi, yaitu dengan menggunakan kapal ferry atau menggunakan transportasi darat. 2. Kampung Naga, Jawa barat.

ZainalBeta pelukis Tanah liat Zainal Beta adalah seorang seniman lukis dari Sulawesi Selatan yang menggunakan tanah liat sebagai cat untu
Halini dirasanya sangat cocok dengan bakat menulis yang ada dalam dirinya. “Waktu SMA, kami diajarkan tentang bentuk dan makna patung Toraja. Dan saat itu saya senang sekali dengan budaya Toraja,”. Hampir seluruh karyanya mengambil simbol-simbol khas Toraja yang kemudian mengalami goresan ekspresif yang cenderung chaos.
uAWx.
  • tjqm7w32ms.pages.dev/276
  • tjqm7w32ms.pages.dev/285
  • tjqm7w32ms.pages.dev/393
  • tjqm7w32ms.pages.dev/154
  • tjqm7w32ms.pages.dev/160
  • tjqm7w32ms.pages.dev/214
  • tjqm7w32ms.pages.dev/31
  • tjqm7w32ms.pages.dev/386
  • tjqm7w32ms.pages.dev/378
  • lagu kedukaan toraja rambu solo